makalah ke delapan : Dari A’Masy, nama lengkapnya adalah Abu Sulaiman
bin Mahran AL-Kuufy RA. (Barang siapa yang bermodalkan taqwa, maka
kelulah lidah untuk menyebutkan sifat keberuntungannya dan barang siapa
yang bermodalkan dunia, maka kelulah lidah untuk menyebut sebagai
kerugian dalam hal agamanya). Artinya barang siapa yang bermodalkan
taqwa dengan melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya dimana
dasar dari amal perbuatannya adalah selalu bersesuaian dengan syari’at,
maka baginya pasti mendapatkan kebaikan yang sangat besar tanpa dapat
dihitung dalam hal kebaikan yang diperolehnya. Dan kebalikannya barang
siapa yang perbuatannya selalu berseberangan dengan hukum syari’at, maka
baginya kerugian yang sangat besar bahkan lidahpun sampai tidak dapat
menyebutkannya.
makalah ke sembilan : Diriwayatkan dari Sufyan Atsauri, beliau adalah guru dari Imam Malik RA. ( Setiap ma’siyat yang timbul dari dorongan syahwat yaitu keinginan yangteramat sangat akan sesuatu maka dapat diharapkan akan mendapat ampunanNya. Dan setiyap ma’siyat yang timbul dari takabur atau sombong yaitu mendakwakan diri lebih utama atau mulia dari yang lain , maka maksiyat yang demikian ini tidak dapat diharapkan akan mendapat ampunan dari Allah). Karena maksiyat iblis berasal dari ketakaburannya yang tidak mau hormat kepada Nabi Adam AS atas perintah Allah dimana ia menganggap dirinya lebih mula dari Nabi Adam AS yang diciptakan dari tanah sedangkan ia/iblis diciptakan dari api. Dan sesungguhnya kesalahan Nabi Adam AS adalah karena keinginannya yang teramat sangat untuk memakan buah yang dilarang oleh Allah untuk memakannya.
makalah ke sepuluh : Dari sebagian ahli zuhud yaitu mereka yang menghinakan kenikmatan dunia dan tidak peduli dengan nya akan tetapi mereka mengambil dunia sekedar dharurah/darurat sesuai kebutuhan minimumnya. (Barang siapa yang melakukan perbuatan dosa dengan tertawa bangga, maka Allah akan memasukkannya ke dalam neraka dalam keadaan menangis- karena seharusnya ia menyesal dan memohon ampunan kepada Allah bukannya berbangga hati. Dan barang siapa yang ta’at kepada Allah dengan menangis- karena malu kepada Allah dan Takut kepadaNya karena merasa banyak kekurangan dalam hal ta’at kepaadNya Maka Allah akan memasukkanNya ke dalam surga dalam keadaan tertawa gembira. ) dengan sebenar-benar gembira karena mendapatkan apa yang menjadi tujuannya selama ini yaitu ampunan dari Allah.
makalah ke sembilan : Diriwayatkan dari Sufyan Atsauri, beliau adalah guru dari Imam Malik RA. ( Setiap ma’siyat yang timbul dari dorongan syahwat yaitu keinginan yangteramat sangat akan sesuatu maka dapat diharapkan akan mendapat ampunanNya. Dan setiyap ma’siyat yang timbul dari takabur atau sombong yaitu mendakwakan diri lebih utama atau mulia dari yang lain , maka maksiyat yang demikian ini tidak dapat diharapkan akan mendapat ampunan dari Allah). Karena maksiyat iblis berasal dari ketakaburannya yang tidak mau hormat kepada Nabi Adam AS atas perintah Allah dimana ia menganggap dirinya lebih mula dari Nabi Adam AS yang diciptakan dari tanah sedangkan ia/iblis diciptakan dari api. Dan sesungguhnya kesalahan Nabi Adam AS adalah karena keinginannya yang teramat sangat untuk memakan buah yang dilarang oleh Allah untuk memakannya.
makalah ke sepuluh : Dari sebagian ahli zuhud yaitu mereka yang menghinakan kenikmatan dunia dan tidak peduli dengan nya akan tetapi mereka mengambil dunia sekedar dharurah/darurat sesuai kebutuhan minimumnya. (Barang siapa yang melakukan perbuatan dosa dengan tertawa bangga, maka Allah akan memasukkannya ke dalam neraka dalam keadaan menangis- karena seharusnya ia menyesal dan memohon ampunan kepada Allah bukannya berbangga hati. Dan barang siapa yang ta’at kepada Allah dengan menangis- karena malu kepada Allah dan Takut kepadaNya karena merasa banyak kekurangan dalam hal ta’at kepaadNya Maka Allah akan memasukkanNya ke dalam surga dalam keadaan tertawa gembira. ) dengan sebenar-benar gembira karena mendapatkan apa yang menjadi tujuannya selama ini yaitu ampunan dari Allah.
Makalah
ke sebelas : dari sebagian ahli hikmah / Aulia’ (Janganlah kamu
menyepelekan dosa yang kecil) kerana dengan selalu menjalankannya maka
lama kelamaa akan tumbuhlah ia menjadi dosa besar. Bahkan terkadang
murka Tuhan itu ada pada dosa yang kecil-kecil.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan