Makalah ke tiga puluh tujuh : dari Nabi Dawud AS, Diwahyukan di dalam kitab Zabur, – Wajib bagi orang yang berakal untuk tidak menyibukkan diri kecuali dalam tiga hal :
1. Mempersiapkan bekal untuk perjalanan ke akhirat.
2. Bergaul dengan pergaulan yang baik.
3. Bekerja dengan baik mencari rizki yang halal untuk bekal ibadah kepada Allah karena mencari rizki yang halal adalah wajib hukumnya.
Makalah ke tiga puluh lapan : dari Abu Hurairah RA. Nama beliau adalah AbduRrahman bin Shakhr. Beliau berkata, telah bersabda Naby SAW Ada tiga perkara yang menyelamatkan (dari adzab), tiga perkara yang merusakkan (membawa orang kepada kerusakannya), tiga perkara meningkatkan derajat (beberapa tingkatan di akhirat), tiga perkara menghapuskan dosa. Adapun tiga yang menyelamatkan adalah
1. Takut kepada Allah dalam keadaan tersembunyi maupun terang-terangan.
2. Sedang dalam faqir dan kekayaan.
3. Seimbang dalam ridha dan marah (yaitu Ridha karena Allah dan marah karena Allah).
Adapun (tiga) yang merusakkan adalah
1. bakhil yang bersangatan (dengan tidak mau memberikan apa yang menjadi hak Allah dan haq makhluk). Dalam riwayat lain bakhil yang diperturutkan. (Adapun apabila sifat bakhil itu ada dalam diri seseorang akan tetapi tidak diperturutkan, maka tidaklah yang demikian ini merusakkan karena sifat bakhil adalah sifat yang lazim ada pada manusia).
2. Hawa nafsu yang selalu diikuti.
3. Dan herannya (‘ujub) manusia terhadap diri sendiri. (Artinya seseorang memandang dirinya dengan pandangan kesempurnaan dirinya disertai lalai terhadap ni’mat Allah Ta’ala dan merasa aman dari hilangnya ni’mat itu).
Adapun yang meninggikan derajat adalah
1. Menebarkan salam (artinya menebarkan salam kepada orang lain yang dikenal maupun yang tidak dikenal).
2. Memberikan hidangan makanan (kepada tamu atau orang yang menderita kelaparan).
3. Dan shalat pada waktu malam sedang manusia sedang tertidur lelap (yaitu mengerjakan shalat tahajud pada tengah malam ketika orang-orang sedang lalai dalam ni’matnya tidur).
Adapun yang dapat menghapus dosa adalah
1. Menyempurnakan wudhu pada saat yang sulit (artinya menyempurnakan wudhu pada saat udara sangat dingin dengan menjalankan sunah-sunahnya).
2. Malangkahkan kaki untuk mengerjakan shalat berjama’ah.
3. Menunggu shalat sesudah shalat (Untuk mengerjakan shalat berikutnya di masjid yang sama).
Makalah ke tiga puluh sembilan : قال جبريل عليه السلام يا محمد عش ما شئت فئنك ميت, وأحبب من شئت فئنك مفارقة, واعمل ما شئت فئنك مجزى به, Jibril As berkata, “Ya Muhammad hiduplah sesuka engkau karena sesungguhnya engkau akan meninggal dunia. Dan cintailah orang yang engkau suka karena engkau pasti akan berpisah (disebabkan kematian). Dan beramalah sesuka engkau karena engkau akan di beri pahala atas amal itu.
Makalah ke empat puluh : قال النبي صل اله عليه وسلم : ثلاثة نفر يظلهم الله تحت ظل عرشه يوم لاظل الا ظله. المتوضئ فى المكاره, والماشى الى المساجد فى الظلم, ومطعم الجائع. Tiga golongan yang akan mendapatkan naungan الله di bawah naungan ‘arsy-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.
1 orang yang berwudhu pada waktu yang sangat berat (dingin bersangatan).
2. orang yang pergi ke masjid dalam kegelapan )untuk mengerjakan shalat berjama’ah).
3. Orang yang memberi makan orang yang kelaparan.
Makalah ke empat puluh satu : قيل لابراهيم عليه السلام, "لأي شيئ اتخذك الله خليلا ؟ قال بثلاثت اشياء : اخترت امر الله تعالى على أمر غيره, وما اهتممت بما تكفل الله لى وما تعيشت وما تغديت الا مع الضيف Ditanyakan kepada Nabi Ibrahim AS, “Dengan sehingga الله menjadikan engkau sebagai kekasih ?” Maka Ia menjawab, “Dengan tiga hal, Aku memilih melaksanakan perintah الله daripada perintah selainالله. Dan aku tidak bersedih hati atas apa yang telah الله tanggung untukku (dari rizki). Dan tidak sekali-kali aku makan malam atau makan pagi kecuali bersama-sama dengan tamu. Telah diriwayatkan bahwa Nabi Ibrahim AS berjalan satu mil atau dua mil untuk mencari orang yang mau dijak makan bersamanya.
Makalah ke empat puluh dua : عن بعض الحكماء : ثلاثة اشياء تفرج الغصص 1 ذكر الله تعالي, 2 ولقاء أوليائه, 3 وكلام الحكماء Diriwayatkan dari sebagian ahli hikmah (orang-orang yang pandai mengobati penyakit hati). Tiga perkara dapat menghilangkan kesusahan. 1 Dzikir kepada الله dengan lafadz apapun seperti banyak membaca kaliamat لااله الاالله dan kalimat لاحولولاقوةالابالله, atau dengan bermunajat kepada-Nya. 2 Bertemu kekasih / Aulia-Nya dari para ulama dan orang-orang saleh. 3 Mendengarkan kalam (nasihat) para hukama’ (orang yang menunjukkan kepada kebajikan dunia dan akhirat).
Makalah ke empat puluh tiga : عن حسن البصرى رضي الله عنه : من لا أدبله لاعلم له, ومن لاصبرله لادين له, ومن لاورع له لازلفى له. Dari Hasan Al Bashri RA, Barang siapa yang tidak memiliki adab/etika (kepada الله dan kepada makhluk) maka tiadalah ilmu baginya. Barang siapa yang tidak memiliki kesabaran (karena menanggung bala’ dan menanggung disakiti oleh makhluk, dan atas beratnya menjahui maksiyat dan atas melaksanakan kewajiban), maka tiadalah agama baginya. Barang siapa yang tidak wara’ (dari yang haram dan syubhat) maka tidak ada pujian (martabat) baginya di hadapan الله dan tiada kedekatan baginya kepada الله.
2. Bergaul dengan pergaulan yang baik.
3. Bekerja dengan baik mencari rizki yang halal untuk bekal ibadah kepada Allah karena mencari rizki yang halal adalah wajib hukumnya.
Makalah ke tiga puluh lapan : dari Abu Hurairah RA. Nama beliau adalah AbduRrahman bin Shakhr. Beliau berkata, telah bersabda Naby SAW Ada tiga perkara yang menyelamatkan (dari adzab), tiga perkara yang merusakkan (membawa orang kepada kerusakannya), tiga perkara meningkatkan derajat (beberapa tingkatan di akhirat), tiga perkara menghapuskan dosa. Adapun tiga yang menyelamatkan adalah
1. Takut kepada Allah dalam keadaan tersembunyi maupun terang-terangan.
2. Sedang dalam faqir dan kekayaan.
3. Seimbang dalam ridha dan marah (yaitu Ridha karena Allah dan marah karena Allah).
Adapun (tiga) yang merusakkan adalah
1. bakhil yang bersangatan (dengan tidak mau memberikan apa yang menjadi hak Allah dan haq makhluk). Dalam riwayat lain bakhil yang diperturutkan. (Adapun apabila sifat bakhil itu ada dalam diri seseorang akan tetapi tidak diperturutkan, maka tidaklah yang demikian ini merusakkan karena sifat bakhil adalah sifat yang lazim ada pada manusia).
2. Hawa nafsu yang selalu diikuti.
3. Dan herannya (‘ujub) manusia terhadap diri sendiri. (Artinya seseorang memandang dirinya dengan pandangan kesempurnaan dirinya disertai lalai terhadap ni’mat Allah Ta’ala dan merasa aman dari hilangnya ni’mat itu).
Adapun yang meninggikan derajat adalah
1. Menebarkan salam (artinya menebarkan salam kepada orang lain yang dikenal maupun yang tidak dikenal).
2. Memberikan hidangan makanan (kepada tamu atau orang yang menderita kelaparan).
3. Dan shalat pada waktu malam sedang manusia sedang tertidur lelap (yaitu mengerjakan shalat tahajud pada tengah malam ketika orang-orang sedang lalai dalam ni’matnya tidur).
Adapun yang dapat menghapus dosa adalah
1. Menyempurnakan wudhu pada saat yang sulit (artinya menyempurnakan wudhu pada saat udara sangat dingin dengan menjalankan sunah-sunahnya).
2. Malangkahkan kaki untuk mengerjakan shalat berjama’ah.
3. Menunggu shalat sesudah shalat (Untuk mengerjakan shalat berikutnya di masjid yang sama).
Makalah ke tiga puluh sembilan : قال جبريل عليه السلام يا محمد عش ما شئت فئنك ميت, وأحبب من شئت فئنك مفارقة, واعمل ما شئت فئنك مجزى به, Jibril As berkata, “Ya Muhammad hiduplah sesuka engkau karena sesungguhnya engkau akan meninggal dunia. Dan cintailah orang yang engkau suka karena engkau pasti akan berpisah (disebabkan kematian). Dan beramalah sesuka engkau karena engkau akan di beri pahala atas amal itu.
Makalah ke empat puluh : قال النبي صل اله عليه وسلم : ثلاثة نفر يظلهم الله تحت ظل عرشه يوم لاظل الا ظله. المتوضئ فى المكاره, والماشى الى المساجد فى الظلم, ومطعم الجائع. Tiga golongan yang akan mendapatkan naungan الله di bawah naungan ‘arsy-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.
1 orang yang berwudhu pada waktu yang sangat berat (dingin bersangatan).
2. orang yang pergi ke masjid dalam kegelapan )untuk mengerjakan shalat berjama’ah).
3. Orang yang memberi makan orang yang kelaparan.
Makalah ke empat puluh satu : قيل لابراهيم عليه السلام, "لأي شيئ اتخذك الله خليلا ؟ قال بثلاثت اشياء : اخترت امر الله تعالى على أمر غيره, وما اهتممت بما تكفل الله لى وما تعيشت وما تغديت الا مع الضيف Ditanyakan kepada Nabi Ibrahim AS, “Dengan sehingga الله menjadikan engkau sebagai kekasih ?” Maka Ia menjawab, “Dengan tiga hal, Aku memilih melaksanakan perintah الله daripada perintah selainالله. Dan aku tidak bersedih hati atas apa yang telah الله tanggung untukku (dari rizki). Dan tidak sekali-kali aku makan malam atau makan pagi kecuali bersama-sama dengan tamu. Telah diriwayatkan bahwa Nabi Ibrahim AS berjalan satu mil atau dua mil untuk mencari orang yang mau dijak makan bersamanya.
Makalah ke empat puluh dua : عن بعض الحكماء : ثلاثة اشياء تفرج الغصص 1 ذكر الله تعالي, 2 ولقاء أوليائه, 3 وكلام الحكماء Diriwayatkan dari sebagian ahli hikmah (orang-orang yang pandai mengobati penyakit hati). Tiga perkara dapat menghilangkan kesusahan. 1 Dzikir kepada الله dengan lafadz apapun seperti banyak membaca kaliamat لااله الاالله dan kalimat لاحولولاقوةالابالله, atau dengan bermunajat kepada-Nya. 2 Bertemu kekasih / Aulia-Nya dari para ulama dan orang-orang saleh. 3 Mendengarkan kalam (nasihat) para hukama’ (orang yang menunjukkan kepada kebajikan dunia dan akhirat).
Makalah ke empat puluh tiga : عن حسن البصرى رضي الله عنه : من لا أدبله لاعلم له, ومن لاصبرله لادين له, ومن لاورع له لازلفى له. Dari Hasan Al Bashri RA, Barang siapa yang tidak memiliki adab/etika (kepada الله dan kepada makhluk) maka tiadalah ilmu baginya. Barang siapa yang tidak memiliki kesabaran (karena menanggung bala’ dan menanggung disakiti oleh makhluk, dan atas beratnya menjahui maksiyat dan atas melaksanakan kewajiban), maka tiadalah agama baginya. Barang siapa yang tidak wara’ (dari yang haram dan syubhat) maka tidak ada pujian (martabat) baginya di hadapan الله dan tiada kedekatan baginya kepada الله.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan