Khamis, Disember 15

RISALAH AL QUSYAIRI BAB 15: MENGUMPAT

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱجۡتَنِبُواْ كَثِيرً۬ا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعۡضَ ٱلظَّنِّ إِثۡمٌ۬‌ۖ وَلَا تَجَسَّسُواْ وَلَا يَغۡتَب بَّعۡضُكُم بَعۡضًا‌ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُڪُمۡ أَن يَأۡڪُلَ لَحۡمَ أَخِيهِ مَيۡتً۬ا فَكَرِهۡتُمُوهُ‌ۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ۬ رَّحِيمٌ۬

Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari sangkaan (supaya kamu tidak menyangka sangkaan yang dilarang) kerana sesungguhnya sebahagian dari sangkaan itu adalah dosa dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan keaiban orang dan janganlah setengah kamu mengumpat setengahnya yang lain. Adakah seseorang dari kamu suka memakan daging saudaranya yang telah mati? (Jika demikian keadaan mengumpat) maka sudah tentu kamu jijik kepadanya. (Oleh itu, patuhilah larangan-larangan yang tersebut) dan bertakwalah kamu kepada Allah; sesungguhnya Allah Penerima taubat, lagi Maha mengasihani. (Al-Hujraat: 12)
Abu Hurairah meriwayatkan bahawa ada seorang laki-laki yang ikut duduk bersama Rasulullah saw, kemudian ia bangkit berdiri dan pergi. Salah seorang yang hadir berkata, “Alangkah lemahnya orang itu.” Rasulullah saw berkata, “Engkau telah memakan daging saudaramu ketika engkau mengumpatnya.”
Allah SWT mewahyukan kepada Musa as, “Barangsiapa yang mati dengan bertaubat dari mengumpat, akan menjadi orang terakhir yang masuk syurga, dan barangsiapa yang mati dengan berkeras kepada melakukan perbuatan itu, akan menjadi orang yang pertama masuk neraka.”
Auf menuturkan, “Aku datang kepada Ibn Sirin, aku mengumpat al-Hajjaj. Ibn Sirin berkata, “Sesungguhnya Allah SWT adalah hakim yang paling adil, sebab sebanyak yang diambilnya dari Al-Hajjaj, sebanyak itu pula diberikan-Nya kepadanya. Ketika engkau berjumpa dengan Allah SWT di akhirat nanti, dosa sekecil apa pun yan telah engkau lakukan akan menjadi lebih besar bagimu daripada dosa terbesar yang telah dilakukan Al-Hajjaj.”
Diriwayatkan bahawa Ibrahim bin Adham diundang ke sebuah pesta, dan dia pun sepakat untuk datang. Ketika orang-orang membicarakan seseorang yang tidak hadir, mereka mengatakan, “Dia seorang yang kurus-kering dan tidak menarik.” Ibrahim berkata, “Inilah yang dilakukan nafsuku terhadap diriku, kutemukan diriku dalam perkumpulan di mana umpatan dilakukan.” Dia pun pergi begitu saja meskipun sudah 3 hari tidak makan.
Dikatakan, “Seorang hamba akan diberi catatan amalnya pada hari kiamat, tetapi dia tidak akan melihat satu pun amal baik di dalamnya. Dia akan bertanya, “Di mana solatku, puasaku, dan amal-amal ibadahku yang lain?” Dikatakan kepadanya, “Semua amalmu telah hilang kerana engkau terlibat dalam umpatan,”
Dikatakan, “Allah mengampuni separuh dosa orang yang diumpat.” Sufyan bin Al-Husain mengabarkan, “Aku sedang duduk-duduk dengan ‘Iyas bin Muawiyah, dan mengumpat seseorang. ‘Iyas bertanya kepadaku, “Apakah engkau telah menyerang orang-orang Romawi atau Turki tahun ini?” Aku menjawab, “Tidak”. ‘Iyas berkata, “Orang-orang Turki dan Romawi telah selamat dari seranganmu, sementara saudaramu sendiri yang Muslim tidak!” Dikatakan, “Seorang manusia akan diberi catatan amalnya di hari kiamat, dan dia menemukan di dalamnya amal-amal baik yang tidak pernah diperbuatnya. Dikatakan kepadanya, “Ini adalah imbalan bagi umpatan terhadapmu, yang tidak kamu ketahui.”
“Jika aku boleh mengumpat seseorang, nescaya aku akan mengumpat kedua orang tuaku, sebab merekalah yang paling berhak atas amal-amal baikku,”kata Abdullah bin al-Mubarak.
Yahya bin Muadz mengatakan, "Jadikanlah keuntungan seorang Muslim terhadap dirimu berupa 3 hal ini: Jika engkau tidak dapat membantunya, maka janganlah engkau mengganggunya; jika engkau tidak dapat memberinya kegembiraan, maka janganlah engkau membuatnya sedih; jika engkau tidak dapat memujinya, maka janganlah engkau mencari-cari kesalahannya.”
Dikatakan kepada Hasan Al-Basri, “Si fulan dan si fulan telah mengumpat anda.” Maka Hassan lalu mengirimkan ole-ole kepada orang yang mengumpatnya, dengan pesan, “Aku mendengar bahawa engkau telah melimpahkan amal baikmu kepadaku. Aku ingin membalas kebaikanmu.”
Diriwayatkan oleh Anas bin Malik ra, bahawa Rasulullah saw telah berkata, “Jika orang mencampakkan tabir rasa malu dari wajahnya, nescaya tidak akan ada masalah umpatan.”

Tiada ulasan:

Catat Ulasan