Rabu, Mac 10

Sejarah Hitam Yahudi

Sejarah Hitam Yahudi
Written by kontributor
Wednesday, 07 January 2009 06:58

Sejak dahulu hubungan antara bangsa Yahudi dengan orang-orang yang beriman selalu diwarnai dengan pengkhianatan dan penipuan yang dilakukan oleh bangsa yahudi. Ketika rasulullah diutus sebagai rasulpun mereka tetap membangkang dan tidak mengakui rasulullah sebagai seorang nabi, padahal dalam kitab-kitab mereka telah jelas disebutkan tentang rasulullah. Ada banyak kisah tentang bagaimana perilaku orang-orang yahudi terhadap kaum muslimin pada zaman rasulullah. Beberapa diantaranya adalah :

Pertama, Mengadu domba antara suku aus dan khazraj dari kalangan anshar

Ibnu Ishaq meriwayatkan bahwa Syas bin Qais adalah seorang tokoh Yahudi yang sudah tua renta dan sekaligus pemimpin kekufuran. Dia sangat membenci dan mendengki orang muslim. Suatu kali dia melewati beberapa orang shahabat dari Aus dan Khazraj yang sedang berkumpul dan berbincang-bincang dalam suatu majelis. Melihat hal itu dia berkata kepada seorang pemuda Yahudi “hampirilah orang-orang itu dan duduklah bersama mereka. Kemudian ungkit kembali perang bu'ats yang pernah mereka alami. Lantunkan kembali syair-syair yang pernah mereka ucapkan secara berbalas-balasan pada saat itu.” Pemuda itupun melakukan apa apa yang diperintahkan syas. Akibatnya mereka saling berdebat dan saling membanggakan diri, hingga ada dua orang yang melompat bangkit dan adu mulut secara sengit. Salah seorang diantara keduanya berkata kepada yang lain “jika memang kalian menghendaki, saat ini pula kami akan menghidupkan kembali akar peperangan diantara kita.” Kedua belah pihak (Aus dan Khazraj) ikut terpancing, lalu masing-masing mengambil senjatanya dan hampir saja terjadi adu fisik. Tetapi rasulullah pun dengan sigat menghentikan pertikaian ini.

kedua, Memberikan gangguan kepada orang-orang beriman

Ibnu Hisyam meriwayatkan bahwa ada seorang wanita muslimah yang datang ke pasar Bani Qainuqah (suku Yahudi) sambil mengenakan jilbabnya. Dia duduk di dekat seorang pengrajin perhiasan. Tiba-tiba beberapa orang dari mereka bermaksud hendak menyingkap kain yang menutupi wajahnya. Tentu saja wanita muslimah itu berontak. Diam-diam tanpa diketahui wanita muslimah itu, pengrajin perhiasan tersebut mengikat ujung bajunya, sehingga tatkala bangkit auratnya tersingkap. Merekapun tertawa dibuatnya. Secara spontan wanita muslimah itu berteriak. Seorang laki-laki muslim yang ada di dekatnya melompat ke arah pengrajin perhiasan dan membunuhnya. Orang-orang Yahudi lainnya megikat laki-laki muslim itu lalu membunuhnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memerangi mereka .

ketiga, Berencana membunuh rasulullah

Orang-orang Yahudi merencanakan untuk membunuh rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ini terjadi pada saat beliau mendatangi mereka bersama beberapa orang shahabat, agar mereka mau membantu membayar tebusan bagi dua orang dari bani amir yang dibunuh Amr bin Umayyah adh-dhamry. “Kami akan membantumu wahai abul Qasim. Sekarang duduklah disini, biar kami menyiapkan kebutuhanmu,” kata orang-orang Yahudi Bani Nadhir. Beliau duduk di pinggir tembok salah satu dari rumah mereka disamping beliau ada Abu Bakar, Umar, Ali dan beberapa shahabat yang lain radhiyallahu ‘anhum. Ketika melihat rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah duduk di tempat yang telah ditentukan maka merekapun berunding untuk membunuh rasulullah dengan cara menjatuhkan batu penggiling dari atas rasulullah. Ketika orang-orang yahudi hendak merencanakan niat jahat mereka, jibril turun kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan memberitahukan rencana orang-orang Yahudi. Maka seketika itu pula rasulullah beranjak dari tempat duduknya dan pulang ke Madinah tanpa memberitahu kepada shahabat penyebab kepulangannya, nanti setelah sampai di madinah barulah rasulullah mengabarkan kepada para shahabatnya dan langsung mengutus Muhammad bin Maslamah untuk memberi pengumuman kepada Bani Nadhir agar mereka segera meninggalkan madinah.orang-orang yahudi inipun kembali memperlihatkan ulahnya dan tidak mau meninggalkan Madinah, sehingga rasulullah pun memerangi mereka.

keempat, Menghimpun seluruh kekuatan kafir untuk memerangi Islam

Orang-orang Yahudi adalah orang-orang yang mempunyai mental pengecut, mereka tidak berani melawan rasulullah hanya dengan kekuatan sendiri, setelah mengalami penghinaan dengan dikalahkannya mereka pada peperangan sebelumnya, maka Bani Nadhir pun mencari dukungan dari orang-orang kafir Quraisy, kabilah-kabilah di Ghathafan, serta beberapa kabilah arab yang membenci dakwah Islam, merekapun sepakat untuk menyerang Madinah yang jumlah pasukannya jauh melebihi jumlah penduduk kota Madinah termasuk wanita dan anak-anak, sekitar sepuluh ribu prajurit. Perang ini dikenal dengan sebutan perang ahzab. Ketika mendengar hal tersebut, rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menggelar majelis musyawarah dengan para shahabat untuk menyusun strategi menghadi pasukan multi agama ini. Akhirnya disepakati untuk membuat parit yang mengelilingi kota Madinah. Setelah parit selesai, pasukan kafir ini heran dan bingung karena mereka belum pernah melihat strategi perang seperti ini sebelumnya, akhirnya merekapun bertahan dengan mendirikan tenda di luar kota madinah. Dan tak berapa lama, Allah pun mengirimkan taufannya untuk memporak-porandakan pasukan multi agama ini.

kelima, Mengkhianati perjanjian

Pada perang ahzab, Bani Quraizhah (salah satu dari suku Yahudi) telah mengkhianati perjanjian dengan rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dibuat untuk seluruh penduduk kota Madinah termasuk suku mereka, tetapi mereka telah membantu pasukan ahzab untuk menyerang kaum muslimin dari dalam kota madinah, maka setelah pasukan ahzab berhasil dikalahkan, rasulullah pun bersabda “siapa yang tunduk dan patuh, maka janganlah sekali-kali mendirikan shalat ashar kecuali di bani Quraizhah”. Isyarat rasulullah ini ditangkap dengan baik oleh shahabat sebagai isyarat untuk melakukan peperangan dengan Bani Quraizhah.

keenam, membuat penyimpangan dalam Islam

Abdullah bin Saba’ demikianlah nama tokoh Yahudi ini, ia berasal dai San’a sebuah kota di Yaman. ia hidup pada masa khalifah ‘Ali bin abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, orang inilah yang menyuarakan bahwa pengganti rasulullah sesungguhnya adalah ‘Ali bukan Abu bakar dan Umar, bahkan dia dengan lancangnya menyebut bahwa ‘Ali sebagai Allah dan ia adalah seorang nabi. Ketika mendengar hal itu khalifah ‘Ali kemudian mengusirnya. inilah yang menjadi cikal bakal agama Syi’ah Rafidhah seperti yang ada dianut oleh negara Iran dan Hizbullah.

Demikianlah sejarah pergaulan orang-orang Yahudi dengan kaum muslimin yang selalu diwarnai dengan tipu daya, kelicikan, dan kekerdilan hati dari orang-orang Yahudi. Makanya tidaklah mengherankan ketika baru-baru ini mereka melanggar perjanjian dengan palestina dan kemudian menyerang rakyat palestina dengan menggunakan perlengkapan perang yang lengkap padahal yang mereka hadapi hanyalah pemuda dan anak-anak yang bersenjatakan batu. Sungguh mereka adalah manusia-manusia kerdil. wallahul musta’an

dari berbagai sumber
http://wimakassar.org/buletin-al-balagh/2-buletin/41-sejarah-hitam-yahudi.html

Tiada ulasan:

Catat Ulasan