Seorang laki-laki berada di sisi beliau dan berkata, “Aku tidak ingin
menjadi golongan kanan, aku ingin termasuk golongan muqarrabun saja.”
Abdullah berkata, “Bahkan disini ada orang yang apabila meninggal nanti
tidak ingin dibangkitakan. ” (yakni beliau)
* Suatu saat beliau
keluar dan diikuti oleh beberapa orang. Beliau bertanya kepada mereka,
“Adakah kalian memiliki kepentingan sehingga mengikutiku? ” Mereka
menjawab,”Tidak ada, kami hanya ingin berjalan bersama anda.” Abdullah
berkata, “Kembalilah kalian, sesungguhnya yang demikian ini menyebabkan
hina bagi yang mengikuti dan fitnah bagi yang diikuti.”
*
Abdullah berkata, “Seandainya kalian mengetahui apa yang ada pada diriku
sebagaimana yang aku ketahui tentang diriku, niscaya akan kalian
taburkan tanah di kepalaku.”
* Abdullah berkata, “Barangsiapa
mengerjakan kebaikan, niscaya Allah akan memberi kebaikan kepadanya dan
barangsiapa menjaga dari kejahatan, niscaya Allah akan menjaganya.”
* Orang-orang yang bertakwa adalah pemuka, para ahli fiqih adalah pemimpin, bergaul dengan mereka akan menambah kebaikan.”
*
Sebaik-baik perkara yang dibenci adalah kematian dan kefakiran. Demi
Allah tidak ada lain kecuali kaya atau miskin. Aku tidak peduli, dengan
yang mana aku diuji. Aku hanya berharap kepada Allah dalam keadaan kaya
atau miskin. Bila kaya, semoga Allah memberiku kedermawanan. Apabila
fakir, semoga Allah memberiku kesabaran.
* Selagi engkau dalam
shalat, berarti engkau sedang mengetuk pintu Raja. Barangsiapa mengetuk
pintu Raja, niscaya akan dibukakan baginya.
* Seringkali syahwat mengakibatkan sedih berkepanjangan.
* Bila zina dan riba telah dilakukan dengan terang-terangan di suatu desa, pertanda akan datang kehancurannya.
*
Carilah hatimu di tiga tempat, saat mendengar Al-Qur’an, di tempat
majelis dzikir dan saat-saat menyendiri. Bila engkau tidak mendapatinya,
maka mohonlah kepada Allah agar Dia menganugerahkan hati (yang baru)
kepadamu, karena sesungguhnya engkau sudah tidak lagi memiliki hati.
* Tiada sesuatupun di muka bumi yang lebih perlu untuk lama dipenjara daripada lisan.
* Ilmu bukanlah karena banyaknya menghafal riwayat, akan tetapi ilmu adalah rasa takut.
* Setiap pandangan yang haram adalah santapan bagi syetan
*
Sudah sepantasnya bagi pembawa Al-Qur’an menghidupkan malamnya di saat
manusia tidur, shaum di siang hari di saat manusia berbuka, menunjukkan
kesedihannya saat manusia bersenang-senang, menangis di saat manusia
tertawa, diam saat manusia banyak bicara, khusyu’ saat manusia sombong.
Hendaknya seorang pembawa Al-Qur’an senantiasa menangis, sedih,
bijaksana, lemah lembut dan tenang. Dan tidak sepantasnya seorang
pembawa Al-Qur’an itu keras hati, lalai, banyak bicara dan kasar.
*
Bersama kegembiraan pasti ada kesedihan. Tiada rumah yang mendapatkan
kenikmatan, melainkan mendapatkan pula pelajaran. Masing-masing kalian
adalah tamu, sedangkan hartanya adalah pinjaman. Setiap tamu akan segera
pulang, sedangkan pinjaman dikembalikan kepada pemiliknya.
Diambil dari: Menjadi Kekasih Allah,karya Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah
Tiada ulasan:
Catat Ulasan