[Al-Bidayatul Hidayah, Al-Imam Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali.ra]
Bismillahirrahmanirrahim...
Nabi SAW bersabda :
“Siapa
yang meninggalkan perdebatan padahal dia dalam keadaan salah, maka
Allah SWT akan membangunkan untuknya rumah di tepi surga. Dan
barangsiapa yang meninggalkan perdebatan padahal dia dalam posisi yang
benar Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di surga yang paling
tinggi.”
Jangan sampai engkau tertipu oleh setan yang berkata
padamu, “Tampakkanlah yang benar, jangan bersikap lemah!” sebab, setan
selalu akan menjerumuskan orang dungu, kepada keburukan dalam bentuk
kebaikan. Jangan sampai engkau menjadi bahan tertawaan setan sehingga
dia mengejekmu. Menampakkan kebenaran kepada mereka yang mau
menerimamnya adalah suatu kebaikan. Tetapi hal itu harus dilakukan
dengan cara nasihat secara rahasia bukan dengan cara berdebat. Sebuah
nasihat memiliki karakter dan bentuk tersendiri. Ia haru dilalukan
dengan cara yang baik. Jika tidak, ia hanya akan mencemarkan aib orang.
Sehingga keburukannya lebih banyak daripada kebaikan yang ditimbulkan.
(mudharatnya lebih besar) Orang yang sering bergaul dengan para Faqih
zaman ini, memiliki kecenderungan karakter suka berdebat sehingga sulit
diam. Berdebat merupakan sesuatu yang mulia dan mampu berdiskusi
merupakan satu kebanggaan. Oleh karena itu, hindarilah mereka
sebagaimana engkau menghindari dari singa. Ketahuilah, perdebatan
merupakan sebab datangnya murka Allah dan murka makhluk-Nya.
ALLAH
SWT berfirman, “Jangan kalian merasa suci. Dia yang lebih mengetahui
siapa yang bertakwa.” (QS. An-Najm:32). Sebagaimana ahli hikmat ditanya,
“Apa itu jujur yang buruk?”. Beliau-beliau.rhm menjawab, “seseorang
yang memuji dirinya sendiri.” Jangan engkau terbiasa demikian.
Ketahuilah bahwa hal itu akan mengurangi kehormatanmu di mata manusia
dan mengakibatkan datangnya murka Allah SWT. Jika engkau ingin
membuktikan bahwa membanggakan diri tak membuat manusia bertambah hormat
padamu, lihatlah sekelilingmu, kerabatmu, manakala mereka membanggakan
kemuliaan, kedudukan dan harta mereka sendiri, bagaimana hatimu membenci
mereka dan muak atas tabiat mereka. Jadi sadarlah bahwa mereka juga
bersikap demikian ketika engkau mulai membanggakan diri. Di dalam
hatinya, mereka akan mecelamu dan hal itu akan mereka ungkapakan ketika
mereka tidak berada di hadapanmu.
Jangan sampai engkau mencela
ciptaan Allah SWT, baik itu hewan, makanan, miniman apalagi manusia.
Janganlah engkau dengan mudah memastikan seseorang yang menghadap kiblat
sebgai kafir, atau munafik. Karena, yang mengetahui semua rahasia
hanyalah ALLAH SWT. Oleh karena itu, jangan mencampuri urusan antara
hamba dan Allah SWT. Ketahuilah engkau tidak akan ditanya kelak,
“Mengapa engkau tidak mencela si-fulan?mengapa engkau mendiamkannya?”
Wa min Allah at taufiq hidayah wal inayah, wa bi hurmati Habib wa bi hurmati fatihah!!
Tiada ulasan:
Catat Ulasan