Dialog Abu Yazid dan Pendeta
Abu yazid adalah salah satu pemuka kaum sufi diBaghdad pada abad ke III hijriah yang merupakan abad kemunculan madhab al-hubb al-illahi, ia memiliki perjalanan hidup yang mengagumkan dan perilaku yang kadang sulit untuk diterima oleh akal. Demi cintanya kepada ilmu pengetahuan ia berkelana dalam waktu yang tidak sebentar untuk menemukan apa yang dicarinya sehingga ia mengenal seluruh ulama besar dizamannya.Dalam satu riwayat dikatakan bahwa ia pernah berguru kepada 113 orang alim sebelum akhirnya ia menemukan guru sejatinya yang akhirnya membimbingnya kejalan thareqat sufi yaitu seorang imam yang masyhur dari kalangan ahl-bait yaitu Imam ja'far Shodiq..Dalam suatu perjalanannya Abu Yazid bertemu dengan seorang pendeta dan terjadilah dialog diantara keduanya yang akhirnya membawa pendeta tersebut kepada Islam..Abu Yazid : Wahai pendeta aku mengetahui suatu yang diajarkan Tuhan kepadaku.
Pendeta : Ceritakanlah kepadaku sesuatu yang berjumlah satu,dua,tiga,empat,lima,enam,tujuh,delapan,sembilan,sepuluh,sebelas, dan duabelas.
Abu Yazid : Satu adalah Allah, dua adalah siang dan malam tiga adalah hitungan talaq, empat adalah Taurat,Zabur,Injil,dan Alqur'an, lima adalah rukun syariah, enam adalah jumlah hari penciptaan langit dan bumi tujuh adalah jumlah langit dan bumi, delapan adalah Malaikat penjaga arsh pada hari qiyamah, sembilan adalah masa wanita mengandung, sepuluh adalah al-malaikat al-qiram al-bararah, sebelas adalah jumlah saudara yusuf, dan dua belas adalah jumlah bulan.
Pendeta : Tuan betul, sekarang ceritakan kepadaku tentang yang tercipta dari udara,yang dijaga udara,dan yang dirusak oleh udara???
Abu Yazid : Yang tercipta dari udara adalah Nabi Isa, yang dijaga udara yaitu Nabi Sulaiman, dan yang dirusak udara adalah qawm'Ad.
Abu yazid : Sekarang ijinkan saya untuk mengajukan satu pertanyaan saja. Dapatkah kau menceritakan kepadaku tentang kunci surga dan tulisan yang terdapat dipintu surga andaikan kau meyakini bahwa engkau dan kaummu itu pasti masuk surga.
Pendeta : Terdiam
Para pendeta : Apakah tuan kalah?
Pendeta : Tidak
Para Pendeta : Lalu mengapa engkau tidak menjawab?
Pendeta : Jika aku menjawabnya aku takut kalian bunuh
Para pendeta : Demi injil kami tidak akan membunuhmu
Pendeta : Baiklah aku akan menjawabnya., sesungguhnya kunci surga dan yang tertulis dipintu surga itu adalah LAA ILLAAHA ILLALLAH MUHAMMADURASULULLAH
Para pendeta : Mendengar jawaban itu mereka bersama sam lalu mengucapkan dua kalimah syahadat
Pendeta : Segala puji bagi Allah, kalian telah menjadi muslimin dan sebenarnya akupun sudah menjadi muslim sejak 60 tahun yang lalu, hanya saja aku menyembunyikannya karena takut pada kalian
Maka setelah terjadinya dialog tersebut lalu mereka bersama sama mengubah gereja tempat mereka berdialog itu menjadi sebuah bangunan Masjid dan Abu Yazid ditunjuk seagai gurunya.
KISAH PENGGALI KUBUR
Terdapat seorang pemuda yang kerjanya menggali kubur dan mencuri kain kafan untuk dijual. Pada suatu hari, pemuda tersebut berjumpa dengan seorang ahli ibadah untuk menyatakan kekesalannya dan keinginan untuk bertaubat kepada Allah s. w. t. Dia berkata, "Sepanjang aku menggali kubur untuk mencuri kain kafan, aku telah melihat 7 perkara ganjil yang menimpa mayat-mayat tersebut. Lantaran aku merasa sangat insaf ata perbuatanku yang sangat keji itu dan ingin sekali bertaubat."1 " Yang pertama, aku lihat mayat yang pada siang harinya menghadap kiblat. Tetapi pabila aku menggali semula kuburnya pada waktu malam, aku lihat wajahnya telahpun membelakangkan kiblat. Mengapa terjadi begitu, wahai tuan guru?" tanya pemuda itu.
" Wahai anak muda, mereka itulah golongan yang telah mensyirikkan Allah s. w. t. sewaktu hidupnya. Lantaran Allah s. w. t. menghinakan mereka dengan memalingkan wajah mereka dari mengadap kiblat, bagi membezakan mereka daripada golongan muslim yang lain," jawab ahli ibadah tersebut.
2 Sambung pemuda itu lagi, " Golongan yang kedua, aku lihat wajah mereka sangat elok semasa mereka dimasukkan ke dalam liang lahad. Tatkala malam hari ketika aku menggali kubur mereka, ku lihat wajah mereka telahpun bertukar menjadi babi. Mengapa begitu halnya, wahai tuan guru?"
Jawab ahli ibadah tersebut, " Wahai anak muda, mereka itulah golongan yang meremehkan dan meninggalkan solat sewaktu hidupnya. Sesungguhnya solat merupakan amalan yang pertama sekali dihisab. Jika sempurna solat,maka sempurnalah amalan-amalan kita yang lain,"
3 Pemuda itu menyambung lagi, " Wahai tuan guru, golongan yang ketiga yang aku lihat, pada waktu siang mayatnya kelihatan seperti biasa sahaja. Pabila aku menggali kuburnya pada waktu malam, ku lihat perutnya terlalu gelembung, keluar pula ulat yang terlalu banyak daripada perutnya itu. "
Mereka itulah golongan yang gemar memakan harta yang haram,wahai anak muda," balas ahli ibadah itu lagi.
4 " Golongan keempat, ku lihat mayat yang jasadnya bertukar menjadi batu bulat yang hitam warnanya. Mengapa terjadi begitu, wahai tuan guru?"
Jawab ahli ibadah itu, " Wahai pemuda, itulah golongan manusia yang derhaka kepada kedua ibu bapanya sewaktu hayatnya.Sesungguhnya Allah s. w. t. sama sekali tidak redha kepada manusia yang menderhakai ibubapanya."
5 " Ku lihat ada pula mayat yang kukunya amat panjang, hingga membelit-belit seluruh tubuhnya dan keluar segala isi dari tubuh badannya," sambung pemuda itu.
" Anak muda, mereka itulah golongan yang gemar memutuskan silaturrahim. Semasa hidupnya mereka suka memulakan pertengkaran dan tidak bertegur sapa lebih daripada 3 hari. Bukankah Rasulullah s. a. w. pernah bersabda, bahawa sesiapa yang tidak bertegur sapa melebihi 3 hari bukanlah termasuk dalam golongan umat baginda," jelas ahli ibadah tersebut.
6 " Wahai guru, golongan yang keenam yang aku lihat, sewaktu siangnya lahadnya kering kontang. Tatkala malam ketika aku menggali semula kubur itu, ku lihat mayat tersebut terapung dan lahadnya dipenuhi air hitam yang amat busuk baunya,"
" Wahai pemuda, itulah golongan yang memakan harta riba sewaktu hayatnya," jawab ahli ibadah tadi.
7 " Wahai guru, golongan yang terakhir yang aku lihat, mayatnya sentiasa tersenyum dan berseri-seri pula wajahnya. Mengapa demikian halnya wahai tuan guru?" tanya pemuda itu lagi.
Jawab ahli ibadah tersebut. " Wahai pemuda, mereka itulah golongan manusia yang berilmu. Dan mereka beramal pula dengan ilmunya sewaktu hayat mereka. Inilah golongan yang beroleh keredhaan dan kemuliaan di sisi Allah s. w. t. baik sewaktu hayatnya mahupun sesudah matinya."Ingatlah, sesungguhnya daripada Allah s. w. t kita datang dan kepadaNya jualah kita akan kembali. Kita akan dipertanggungjawabkan atas setiap amal yang kita lakukan, hatta amalan sebesar zarah sekalipun..
Tiada ulasan:
Catat Ulasan