Selasa, November 20

Riyadathus Shalihin : Berkunjung dan bergaul dengan orang orang shalih



1. Dari Anas ra., ia berkata: ketika Rasulullah SAW, wafat, Abu Bakar mengajak Umar ra., seraya berkata: “Mari kita berkunjung ke tempat Ummu Aiman ra., sebagaimana Rasulullah SAW, sering mengunjunginya.” Ketika keduanya sampai di tempat Ummu Aiman, wanita itu menangis. 
Keduanya berkata: “Apa yang menyebabkan engkau menangis, bukankah apa yang disediakan Allah untuk Rasulullah itu sangat baik?” Ia menjawab: “Saya menangis bukan karena itu, saya tahu bahwa apa yang disediakan Allah untuk rasul-Nya, sangat baik. Saya menangis karena wahyu dari langit telah terputus.” Perkataan Ummu Aiman membuat keduanya terkesan, sehingga membuat mereka menangis.” 
(HR. Muslim) 

2. Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi SAW, beliau bersabda: 
“Sesungguhnya ada yang akan berkunjung ke tempat saudaranya yang berada di desa lain, kemudian Allah Ta’ala mengutus malaikat untuk mengujinya, setelah malaikat itu 
berjumpa dengannya, ia bertanya: “Hendak kemanakah kamu?” Ia menjawab: “Saya akan berkunjung ke tempat saudaraku yang berada di desa itu.” Malaikat itu bertanya: 
“apakah kamu merasa berhutang budi sehingga kamu mengunjunginya?” Ia menjawab: “Tidak, saya mengunjungi dan mencintainya karena Allah Ta’ala” Malaikat itu berkata: 
“Sesungguhnya saya adalah utusan Allah untuk menjumpaimu, dan Allah telah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena Allah.” (HR.Muslim) 

3. Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata: Rasulullah SAW, bersabda: 
“Siapa saja yang menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah, maka ada dua malaikat yang memuji dan mendo’akan: “Bagus kamu dan bagus pula 
perjalananmu, maka surgalah tempatmu.” (HR.Tirmidzi) 

4. Dari Abu Musa Al-Asy’ari ra., berkata: Nabi SAW, bersabda: 
“Sesungguhnya perumpamaan orang yang bergaul dengan orang yang shalih dan orang jahat, seperti orang yang bergaul dengan orang yang membawa minyak kasturi dan orang yang meniup api. Orang yang membawa minyak kasturi, mungkin memberi minyak kepadamu atau membeli minyak kepadanya, paling tidak kamu mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan orang yang meniup api, mungkin ia akan membakar kainmu atau kamu akan mendapatkan bau yang tidak enak darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim) 

5. Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi SAW, beliau bersabda: 
“Pilihlah perempuan yang dinikahi karena empat perkara: Hartanya, derajatnya, kecantikannya, atau karena agamanya. Utamakanlah agamanya niscaya kamu beruntung.” (HR.Bukhari dan Muslim) 

6. Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata: “Nabi SAW, bertanya kepada Jibril as.: “Apa yang mencegahmu untuk sering datang kepada kami?” Maka turunlah ayat: “Wamaa natanazzalu illa bi amri rabbika lahu maa baina aidiina wa maa khalafnaa wa maa baina dzaalik. (Dan tidaklah kami (jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. Kepunyaan-Nyalah semua yang ada dihadapan kita, di belakang kita, dan diantara keduanya.)” (HR. bukhari) 
7. Dari Abu Sa’id Al-Khudriy ra., dari Nabi SAW, beliau bersabda: 
“Janganlah kalian berteman kecuali dengan orang yang beriman dan janganlah ada yang memakan makananmukecuali orang yang bertakwa.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi) 

8. Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Sesungguhnya nabi SAW, bersabda: “Seseorang bisa terpengaruh oleh agama sahabat karibnya. Oleh sebab itu, perhatikanlah salah seorang diantara kamu dengan siapa ia bergaul.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi) 

9. Dari Abu Musa Al-Asy’ari ra., ia berkata: Sesungguhnya Nabi SAW, bersabda: “Seseorang itu akan bersama dengan orang yang dicintainya.” (HR. Bukhari dan Muslim) Dalam riwayat lain disebutkan: “Ada seseorang yang bertanya kepada nabi 
SAW, tentang orang yang mencintai suatu kaum, tetapi ia belum pernah bertemu dengan mereka, maka ia menjawab: “Ia akan bersama-sama dengan orang yang dicintainya.” 

10. Dari Anas ra., sesungguhnya ada seorang Badui bertanya kepada Rasulullah SAW “Kapankah hari kiamat?” Rasulullah SAW, balik bertanya: “Bekal apakah yang telah 
kamu siapkan untuk menghadapinya?” Ia menjawab: 
“Mencintai Allah dan Rasul-Nya” Beliau bersabda: “kamu akan bersama-sama dengan orang yang kamu cintai (nanti di akhirat)” (HR. Bukhari dan Muslim) 

11. Dari Ibnu Mas’ud ra., ia berkata: Seseorang mendatangi Rasulullah SAW, dan bertanya: “Bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang mencintai suatu kaum, tetapi ia belum pernah bertemu dengan mereka?” Rasulullah SAW, menjawab: “Seseorang akan bersama-sama dengan orang yang dicintainya (kelak di akhirat)” (HR. Bukhari dan Muslim) 

12. Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi SAW, beliau bersabda: 
“Manusia itu berbeda-beda dalam watak baik dan buruknya,begaikan tambang emas dan perak. Orang yang paling baik pada masa jahiliyah adalah orang yang terbaik pula di masa islam, apabila mereka memahami syari’at. Roh itu berkelompok-kelompok dan berpisah-pisah. Roh yang saling mengenal itu berkumpul dan yang tidak saling mengenal 
berpisah.” (HR. Muslim) 

13. Dari Umar bin ‘Amr (Ibnu Jabir), ia berkata: “Tatkala Umar bin Khaththab ra. kedatangan serombongan penduduk Yaman, ia bertanya: “Apakah ada diantara kamu yang 
bernama Uwais bin ‘Amir?” ia menjawab: “Ya” Umar bertanya lagi: “Apakah kamu dari Murad dan Qaran?” Ia menjawab: “Ya” Umar bertanya: “Apakah kamu dulu pernah mengalami 
sakit belang kemudian sembuh kecuali tinggal sebesar dirham?” ia menjawab: “Ya” Umar kembali bertanya: “Apakah kamu masih mempunyai ibu?” Ia menjawab: “Ya” Umar 
menjelaskan: Saya mendengar Rasulullah SAW, bersabda: “Nanti kamu akan kedatangan orang bernama Uwais bin ‘Amir bersama dengan serombongan penduduk Yaman. 

Ciri-cirinya,ia dari Murad dan Qaran, pernah berpenyakit belang lalu sembuh, kecuali sebesar dirham. Dia masih mempunyai ibu dan ia sangat berbakti kepadanya. Seandainya dia berbuat baik karena Allah, pasti Allah akan berbuat baik kepadanya. 
Mintalah agar ia memohonkan ampun buat dirimu. Oleh karena itu, mohonkanlah ampun buat diriku. Kemudian dia memohonkan ampun untuk Umar. Setelah itu Umar bertanya: 
“Engakau akan kemana lagi?” ia menjawab: “Ke Kufah” Umar menawarkan: “Bolehkah aku menulis surat kepada ‘(bendaharawan) di Kufah untuk membantu kamu?” Ia menjawab: “Saya lebih senang menjadi orang biasa.” 
Pada tahun berikutnya, ada seorang terkemuka dari penduduk Yaman mengerjakan ibadah haji dan berjumpa dengan Umar. 
Kemudian Umar menanyakan kepadanya tentang Uwais. Orang itu menjawab : “Saya meninggalkan dia dalam keadaansangat menyedihkan, rumahnya sangat kecil dan tergolong 
miskin.” Umar berkata : “Sesungguhnya saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Nanti kamu akan kedatangan seseorang bernama Uwais bin ‘Amir bersama-sama dengan 
serombongan penduduk Yaman. Ciri-cirinya ia dari Murad dan Qaran, pernah berpenyakit belang kemudian sembuh kecuali sebesar dirham. Dia masih mempunyai ibu dan sangat 
berbakti kepadanya. Seandainya dia berbuat baik karena Allah, niscaya Allah akan berbuat baik kepadanya. Mintalah agar ia memohonkan ampun buat dirimu. Setelah pulang,orang itu menemui Uwais dan berkata : “Mohonkan ampun buat diriku.” Uwais menajwab : “Sebenarnya Engkaulah yang mendoakan saya, katrena baru pulang dari bepergian yang baik. Maka mohonkan ampun buat diriku.” 
Orang itu bertanya : “Kamu pernah bertemu Umar ? “ Uwais menjawab : “Ya.” Kemudian Uwais menyadari dan memohonkan ampun buat orang itu. Sesudah itu orang-orang 
mengenalnya dan berbondonh-bondong meminta agar dia memohonkan ampun buat mereka. Melihat yang demikian Uwais pergi untuk menyendiri.” (HR.Muslim) 
Dalam riwayat Muslim yang lain, Dari Usair bin Jabir ra. Ia berkata : Penduduk Kufah mengutus suatu rombongan untuk menghadap Umar ra. Di antara mereka ada seseorang yang mengejek Uwais, 

kemudian Umar bertanya : “Apakah di sini ada seseorang yang berasal dari Qaran?” maka Uwais mendekatinya, dan Umar berkata : Rasululllah SAW bersabda :”Nanti kamu akan kedatangan seseorang dari Yaman bernama Uwais, dia tidak meninggalkan apaapa 
di Yaman selain ibu yang ditaatinya. Dia berpenyakit belang, setelah berdoa, Allah menyembuhkannya kecuali sebesar dinar atau dirham. Siapa saja di antara kamu bertemu dengannya, mintalah agar dia memohonkan ampun buat kalian. “Pada riwayat lain, dari 
Umar ra. Ia berkata : “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : 
“Sesungguhnya sebaik-baik tabi’in adalah seseorang yang Uwais, dia mempunyai ibu dan pernah berpenyakit belang, maka mintalah kalian kepadanya agar memohonkan ampun buat kamu.” 
14. Dari Umar bin Khaththab ra., ia berkata : Saya minta izin kepada Nabi SAW untuk mengerjakan umrah. Beliau mengizinkanku, seraya bersabda: “Wahai saudaraku, jangan 
kau lupakan kami dari doamu. ”Umar berkata : “itu adalah suatu ungkapan yang sangat menggembirakan saya, dan ungkapan itu lebih berharga dariku daripada dunia.” (HR. Abu 
Daud dan Tirmidzi) Dalam riwayat lain, Nabi SAW bersabda :Wahai saudaraku, 
sertakanlah kami dalam doamu.” 

15. Dari Ibnu Umar ra., ia berkata : “Nabi SAW sering beziarah ke Kuba’, baik naik kendaraan maupun berjalan. Di sana beliau salat dua rakaat.” (HR Bukhari dan Muslim) 
Dalam riwayat lain dikatakan : “Setiap hari Sabtu Nabi SAW datang ke masjid Kuba’, baik berkendaraan maupun berjalan. Ibnu Umar juga mencontohnya.”


Tiada ulasan:

Catat Ulasan