الســــلام عليكم ورحمة الله وبركـــاته
"Limpahan Puji kehadirat ALLAH Yang Maha Luhur, Yang Maha Menguasai kerajaan langit dan bumi, Yang Maha Melimpahkan RahmatNYA yang kekal dan Maha Melimpahkan Kasih SayangNYA disetiap waktu tiada henti yang berupa RahmatNYA yang sementara untuk mereka yang beriman dan yang tidak beriman, dan Rahmat itu terus berlimpah di setiap detiknya. Namun ALLAH Menyiapkan Rahmat yang kekal untuk mereka yang mengikuti Sayyidina Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم.
Mungkin sebagian orang akan berkata : "Kenapa, Muhammad lagi, RasuluLlah lagi dibahas?!", Mengapa?, karena beliau adalah Utusan ALLAH, maka kenali Kasih Sayang ALLAH dengan mengenali UtusanNYA yang telah mengenalkan ALLAH, dialah Sayyidina Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم. Cintailah beliau, karena dengan mencintainya sempurnalah iman kita. ALLAH سبحانه وتعالى Berfirman :
Sungguh yang menjadi Pelindung kita dan Mengayomi kita adalah ALLAH سبحانه وتعالى, dan RasulNYA yang melindungi kita dengan doa, dengan Syafa`ah yang Agung, dengan tuntunan luhur, dan juga orang-orang yang beriman yang senantiasa mengerjakan shalat, menunaikan zakat, merekalah para shalihin yang juga menjadi pelindung kalian. Bukan berarti RasuluLlah dan para Shalihin mempunyai kekuatan yang sama dengan ALLAH, bukan pula Tuhan kesatu, kedua atau ketiga, namun maksudnya adalah bahwa ALLAH Mewakilkan rahasia bimbingan Keselamatan yang Milik ALLAH kepada RasulNYA dan para Shalihin yang menuntun manusia kepada Ridha ALLAH سبحانه وتعالى. RasuluLlah صلى الله عليه وآله وسلم bersabda, hadits yang tadi kita baca:
Secara konteks kalimatnya makna hadits ini adalah "Tidak beriman salah seorang dari kalian sehingga aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia", namun yang dimaksud adalah bahwa sempurnanya iman seseorang ialah jika ia telah mencintai RasuluLlah lebih dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia. Dalam riwayat Shahih Muslim RasuluLlah صلى الله عليه وآله وسلم bersabda :
Mengapa RasuluLlah mengatakan demikian!?, Hal ini adalah bentuk kasih sayang Sang Nabi, bukanlah kekerasan atau yang lainnya. Sebagaimana iman ada beberapa tingkatan maka Nabi menginginkan ummatnya mencapai puncak keimanan dengan mencintai Beliau صلى الله عليه وآله وسلم, karena dengan mencintai Beliau صلى الله عليه وآله وسلم seseorang akan Dicintai oleh ALLAH سبحانه وتعالى, sebagaimana sabda Beliau صلى الله عليه وآله وسلم :
Orang yang cinta kepada ALLAH maka ia akan mencintai
Nabi Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم.
Kalimat "Laa ilaaha illALLAH", adalah sumpah setia hamba kepada ALLAH dan juga Sumpah Setia ALLAH kepada hamba, beruntunglah hamba-hamba yang memahami rahasia-rahasia kemuliaannya, dan Rahasia Kemuliaan ALLAH itu sudah ALLAH buka dengan kalimat selanjutnya "Muhammadun RasuluLlah", itulah rahasia kalimat "Laa ilaaha illALLAH". Penjuru barat dan timur, langit dan bumi tidak memahami rahasia kemuliaan kalimat "Laa ilaaha illALLAH" kecuali dengan tuntunan Sayyidina Muhammad RasuluLlah صلى الله عليه وآله وسلم.
Sepanjang waktu dicipta hingga seluruh waktu berakhir, tidak akan ada yang mencapai puncak pemahaman kalimat "Laa ilaaha illALLAH" kecuali dengan perantara Nabi Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم. Sungguh rahasia keluhuran kalimah itu terpendam dan ada pada tuntunan Pembawa ajaran "Laa ilaaha illALLAH", Sayyidina Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم. Oleh sebab itu, tiadalah seorang hamba diakui kalimat tauhidnya "Laa ilaaha illALLAH" kecuali dengan mengucapkan kalimat "Muhammadun RasuluLlah". Hal ini bukan berarti mengkultuskan Nabi atau mensejajarkan Nabi Muhammad dengan ALLAH سبحانه وتعالى, tetapi ALLAH ingin Menunjukkan bahwa kalimat tauhid "Laa ilaaha illALLAH" belum sempurna kecuali telah dikenal dari Utusan dan Kekasih ALLAH, Sayyidina Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم.
ALLAH سبحانه وتعالى Berfirman :
Dalam ayat tersebut mengapa ALLAH terlebih dahulu Menyebutkan kematian daripada kehidupan? Karena pada hakikatnya hati seseorang itu mati dahulu baru hidup, jika seseorang mengenal "Laa ilaaha illALLAH Muhammadun RasuluLlah", maka hiduplah hatinya, walaupun seseorang lahir dalam keadaan suci namun ia tidak akan tertuntunkan kepada kehidupan yang luhur setelah dewasa kecuali dengan mengikuti tuntunan kehidupan dari Nabi kita Sayyidina Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم, atau para Nabi yang sebelum Nabi Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم, atau para penerusnya dari para Ulama` dan Shalihin." - Taushiyah nan indah dari Habibana Munzir ibn Fuad al-Musawa حفظه الله تعالى
"Limpahan Puji kehadirat ALLAH Yang Maha Luhur, Yang Maha Menguasai kerajaan langit dan bumi, Yang Maha Melimpahkan RahmatNYA yang kekal dan Maha Melimpahkan Kasih SayangNYA disetiap waktu tiada henti yang berupa RahmatNYA yang sementara untuk mereka yang beriman dan yang tidak beriman, dan Rahmat itu terus berlimpah di setiap detiknya. Namun ALLAH Menyiapkan Rahmat yang kekal untuk mereka yang mengikuti Sayyidina Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم.
Mungkin sebagian orang akan berkata : "Kenapa, Muhammad lagi, RasuluLlah lagi dibahas?!", Mengapa?, karena beliau adalah Utusan ALLAH, maka kenali Kasih Sayang ALLAH dengan mengenali UtusanNYA yang telah mengenalkan ALLAH, dialah Sayyidina Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم. Cintailah beliau, karena dengan mencintainya sempurnalah iman kita. ALLAH سبحانه وتعالى Berfirman :
"Sesungguhnya Penolong kamu hanyalah ALLAH, RasulNYA, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka banyak melakukan shalat sunnah tunduk (kepada ALLAH), Dan barangsiapa yang menjadikan ALLAH, RasulNYA dan orang-orang yang beriman sebagai penolongnya, maka sesungguhnya pasukan ALLAH itulah yang pasti menang." (QS. Al Maidah : 55 – 56)
Sungguh yang menjadi Pelindung kita dan Mengayomi kita adalah ALLAH سبحانه وتعالى, dan RasulNYA yang melindungi kita dengan doa, dengan Syafa`ah yang Agung, dengan tuntunan luhur, dan juga orang-orang yang beriman yang senantiasa mengerjakan shalat, menunaikan zakat, merekalah para shalihin yang juga menjadi pelindung kalian. Bukan berarti RasuluLlah dan para Shalihin mempunyai kekuatan yang sama dengan ALLAH, bukan pula Tuhan kesatu, kedua atau ketiga, namun maksudnya adalah bahwa ALLAH Mewakilkan rahasia bimbingan Keselamatan yang Milik ALLAH kepada RasulNYA dan para Shalihin yang menuntun manusia kepada Ridha ALLAH سبحانه وتعالى. RasuluLlah صلى الله عليه وآله وسلم bersabda, hadits yang tadi kita baca:
"Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia." (Shahih Al Bukhari)
Secara konteks kalimatnya makna hadits ini adalah "Tidak beriman salah seorang dari kalian sehingga aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia", namun yang dimaksud adalah bahwa sempurnanya iman seseorang ialah jika ia telah mencintai RasuluLlah lebih dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia. Dalam riwayat Shahih Muslim RasuluLlah صلى الله عليه وآله وسلم bersabda :
"Tidak sempurna iman seorang hamba sampai aku lebih ia cintai dari keluarganya, hartanya dan seluruh manusia."
Mengapa RasuluLlah mengatakan demikian!?, Hal ini adalah bentuk kasih sayang Sang Nabi, bukanlah kekerasan atau yang lainnya. Sebagaimana iman ada beberapa tingkatan maka Nabi menginginkan ummatnya mencapai puncak keimanan dengan mencintai Beliau صلى الله عليه وآله وسلم, karena dengan mencintai Beliau صلى الله عليه وآله وسلم seseorang akan Dicintai oleh ALLAH سبحانه وتعالى, sebagaimana sabda Beliau صلى الله عليه وآله وسلم :
"Cintailah ALLAH karena nikmat-nikmat yang telah DianugerahkanNYA kepada kalian, dan cintailah aku karena kecintaan (kamu) kepada ALLAH, serta cintailah ahlu al-baitku karena kecintaan (kamu) kepadaku."
Orang yang cinta kepada ALLAH maka ia akan mencintai
Nabi Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم.
Kalimat "Laa ilaaha illALLAH", adalah sumpah setia hamba kepada ALLAH dan juga Sumpah Setia ALLAH kepada hamba, beruntunglah hamba-hamba yang memahami rahasia-rahasia kemuliaannya, dan Rahasia Kemuliaan ALLAH itu sudah ALLAH buka dengan kalimat selanjutnya "Muhammadun RasuluLlah", itulah rahasia kalimat "Laa ilaaha illALLAH". Penjuru barat dan timur, langit dan bumi tidak memahami rahasia kemuliaan kalimat "Laa ilaaha illALLAH" kecuali dengan tuntunan Sayyidina Muhammad RasuluLlah صلى الله عليه وآله وسلم.
Sepanjang waktu dicipta hingga seluruh waktu berakhir, tidak akan ada yang mencapai puncak pemahaman kalimat "Laa ilaaha illALLAH" kecuali dengan perantara Nabi Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم. Sungguh rahasia keluhuran kalimah itu terpendam dan ada pada tuntunan Pembawa ajaran "Laa ilaaha illALLAH", Sayyidina Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم. Oleh sebab itu, tiadalah seorang hamba diakui kalimat tauhidnya "Laa ilaaha illALLAH" kecuali dengan mengucapkan kalimat "Muhammadun RasuluLlah". Hal ini bukan berarti mengkultuskan Nabi atau mensejajarkan Nabi Muhammad dengan ALLAH سبحانه وتعالى, tetapi ALLAH ingin Menunjukkan bahwa kalimat tauhid "Laa ilaaha illALLAH" belum sempurna kecuali telah dikenal dari Utusan dan Kekasih ALLAH, Sayyidina Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم.
ALLAH سبحانه وتعالى Berfirman :
"Maha Suci ALLAH Yang di TanganNYAlah segala kerajaan, dan DIA Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang Menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kalian, siapa di antara kalian yang lebih baik amalnya. Dan DIA Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (QS. Al Mulk : 1-2)
Dalam ayat tersebut mengapa ALLAH terlebih dahulu Menyebutkan kematian daripada kehidupan? Karena pada hakikatnya hati seseorang itu mati dahulu baru hidup, jika seseorang mengenal "Laa ilaaha illALLAH Muhammadun RasuluLlah", maka hiduplah hatinya, walaupun seseorang lahir dalam keadaan suci namun ia tidak akan tertuntunkan kepada kehidupan yang luhur setelah dewasa kecuali dengan mengikuti tuntunan kehidupan dari Nabi kita Sayyidina Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم, atau para Nabi yang sebelum Nabi Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم, atau para penerusnya dari para Ulama` dan Shalihin." - Taushiyah nan indah dari Habibana Munzir ibn Fuad al-Musawa حفظه الله تعالى
Tiada ulasan:
Catat Ulasan