Bismillahirrohmanirrohiim
Apapun yang kita lihat niscaya akan direspons oleh akal pikiran kita dan juga direspons oleh suasana hati kita , semakin banyak yang kita lihat maka akan semakin banyak komentar yang akan terjadi, tentu saja melihat sesuatu adalah merupakan bagian nikmat dari Allah SWT. Tetapi melihat sesuatu bisa juga menjadi bagian dari bencana , jikalau kita tidak terlatih memilih apa yang akan kita pandang. Kita harus terus senantiasa berlatih untuk dapat mengendalikan mata kita sehingga apa yang kita lihat harus mempunyai nilai bagi kemuliaan diri kita, bagi produktivitas amal kita dan terutama bagi kepulangan kita ke akhirat nanti. Ghadzul Bashar, menahan pandangan adalah bagian daripada lezatnya iman, manisnya ibadah , kalau ada diantara sahabat yang bertanya mengapa ibadah saya tidak khusyu ? salah satu diantara penyebabnya itu adalah pandangan yang tidak terjaga.
Marilah kita pilih untuk melihat hanya yang dihalalkan Allah dan memalingkan pandangan dari sesuatu yang haram , melihat wanita yang berpakaian tidak halal tahan pandangan ! , Insya Allah kita akan merasakan manisnya iman. Termasuk melihat lawan jenis yang akan menggelincirkan , semakin tertahan semakin terjaga hati ini, percayalah saudara-saudaraku kita tidak akan bisa bahagia dengan mengobral pandangan terhadap apapun yang diharamkan , kita akan jauh lebih nikmat ketika kita mempunyai keberanian untuk menahan , tahan..!, tahan! Palingkan pandangan dari yang tidak halal. Lebih baik kita nikmati membaca Al Quran , membaca kitab-kitab yang dapat membuka hati kita daripada kita obral mata kita melihat sesuatu yang akan mengeraskan hati dan merusak lezatnya iman.
Hujjah Menjaga Pandangan:
a. Allah SWT berfirman, “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaknya mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya……” (QS.24: 30)
b. Allah SWT berfirman, “Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya……” (QS.24: 31)
c. "... Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit di dalam hatinya..." (Al Ahzab: 32)
d. Rasulullah SAW bersabda, “Pandangan mata adalah salah satu dari panah-panah iblis, barangsiapa menundukkannya karena Allah, maka akan dirasakan manisnya iman dalam hatinya.”
e. Rasulullah saw. Bersabda, "Wahai Ali, janganlah engkau ikuti pandangan yang satu dengan pandangan yang lain. Engkau hanya boleh melakukan pandangan yang pertama, sedang pandangan yang kedua adalah resiko bagimu." (HR Ahmad)
Manfaat Menjaga Pandangan:
1. MEMBERSIHKAN HATI DARI DERITA PENYESALAN
Pandangan akan menyusup ke dalam hati seperti anak panah yang meluncur saat dibidikan. Jika tidak membunuh, tentu anak panah akan membuat luka. Orang yang memandang melepaskan pandangan dengan anak panah seperti yang dimaksudkan hatinya, sementara dia tidak menyadarinya, yang pada hakikatnya dia melepaskan hatinya.
2. MENDATANGKAN CAHAYA DAN KECERIAAN DI HATI
Cahaya dan keceriaan yang datang karena menahan pandangan mata ini bisa terlihat di mata, wajah dan seluruh anggota tubuh, sebagaimana mengumbar pandangan yang mendatangkan kepekatan yang terlihat di wajah dan seluruh anggota tubuh. Oleh karena itu Allah menyebutkan di dalam surat An-Nur,
"Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi." (An-Nur: 35)
Yang sebelumnya Allah telah berfirman,
"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandangannya'." (An-Nur: 30)
Ada pula sebuah hadits yang serupa dengan ini, dan bahkan merupakan bagian darinya,
"Pandangan mata itu (laksana) anak panah beracun dari berbagai macam anak panah iblis. Barangsiapa menahan pandangannya dari keindahan-keindahan wanita, maka Allah mewariskan kelezatan di dalam hatinya, yang akan dia dapatkan hingga hari dia bertemu denganNya."
3. MENDATANGKAN KEKUATAN FIRASAT YANG BENAR
Menahan pandangan bisa mendatangkan kekuatan firasat, karena firasat itu termasuk cahaya dan buah dari cahaya. Jika hati bercahaya, maka firasat juga tidak akan meleset. Sebab hati itu kedudukannya seperti cermin yang memperlihatkan seluruh data seperti apa adanya. Sedangkan pandangan adalah seperti menghembuskan napas di cermin. Jika seseorang mengumbar pandangan matanya, maka dia seperti menghembuskan napas di cermin hatinya, sehingga cahayanya menjadi pudar.
4. MEMBUKA PINTU DAN JALAN ILMU SERTA MEMUDAHKAN UNTUK MENDAPATKAN SEBAB-SEBAB ILMU
Hal ini terjadi karena adanya hati. Jika hati bersinar terang, maka akan muncul hakikat-hakikat pengetahuan di dalamnya dan mudah dikuak, sehingga sebagian demi sebagian ilmu itu bisa diserap. Namun siapa yang mengumbar pandangan matanya, maka hatinya akan menjadi kelam dan gelap. Jalan dan pintu ilmu menjadi tertutup.
5. MENDATANGKAN KEKUATAN HATI, KETEGUHAN DAN KEBERANIAN
Seseorang yang menahan pandangan matanya bisa menguasai pandangan itu yang disertai penguasaan terhadap hujjah. Di dalam "atsar" disebutkan, "Siapa yang menentang hawa nafsunya, maka syetan merasa takut kepadanya". Oleh karena itu di antara orang yang mengikuti hawa nafsunya ada yang hatinya menjadi hina dan lemah, jiwanya kerdil dan tak ada harganya, karena Allah juga menjadikannya orang yang lebih mementingkan hawa nafsunya dari pada keridhaan-Nya.
Al-Hasan pernah berkata, "Jika kehinaan kedurhakaan ada di hati mereka, niscaya Allah akan menghinakan orang yang mendurhakai-Nya."
Sebagian syaikh ada yang berkata, "Siapa yang menaati Allah, maka Allah akan melindunginya dalam perkara yang ditaatinya. Siapa yang mendurhakai-Nya, maka Dia akan memusuhinya tentang apa yang didurhakainya itu."
6. MENDATANGKAN KEGEMBIRAAN, KESENANGAN DAN KENIKMATAN
Kegembiraan dan kesenangan ini jauh lebih melegakan dari kesenangan yang diperoleh dengan mengumbar pandangan. Sebab dia mampu menahan musuhnya, dengan cara menentangnya dan menentang hawa nafsunya. Di samping itu, tatkala dia mampu membekukan kesenangan dan syahwatnya karena Allah, suatu kesenangan yang menjurus kepada keburukan, maka Allah menggantinya dengan kesenangan dan kenikmatan yang lebih komplit, sebagaimana yang biasa dikatakan orang, "Demi Allah, kenikmatan karena menjaga diri dari hal-hal yang hina, jauh lebih besar daripada kenikmatan mencicipi dosa."
Tidak dapat diragukan, jika seseorang menentang hawa nafsunya, tentu kesudahannya adalah kegembiraan, kesenangan dan kenikmatan yang jauh lebih besar dari kenikmatan mengikuti hawa nafsu.
7. MEMBEBASKAN HATI DARI TAWANAN SYAHWAT
Sesungguhnya orang yang layak disebut tawanan adalah orang yang bisa ditawan syahwat dan hawa nafsunya, seperti yang dikatakan dalam sebuah pepatah, "Orang yang mengumbar pandangan matanya adalah seorang tawanan."
Jika syahwat dan nafsu sudah menawan hati manusia, maka memungkinkan bagi musuh dan rivalnya untuk melancarkan siksaan kepadanya, sehingga dia seperti anak burung di tangan anak kecil yang memainkannya sesuka hati.
8. MENUTUP PINTU NERAKA JAHANAM
Pandangan mata adalah pintu syahwat yang menuntut pelaksanaannya. Pengharaman Allah dan syariat-Nya merupakan tabir penghalang untuk mengumbar pandangan. Siapa yang merusak tabir ini, dia akan berani melanggar larangan. Dia tidak akan berhenti pada satu tujuan saja. Jiwa manusia tidak menentang tujuan yang sudah diperoleh, lalu dia ingin mendapatkan kesenangan dalam hal yang baru lagi. Orang yang sudah terbiasa dengan sesuatu yang pernah ada, tidak menolak untuk menerima sesuatu yang baru, apalagi jika sesuatu yang baru itu tampak lebih indah. Menahan mata bisa menutup pintu ini.
9. MENGUATKAN DAN MENGOKOHKAN AKAL
Mengumbar pandangan tidak dilakukan kecuali oleh orang yang lemah akalnya, gegabah dan tidak mempedulikan akibat di kemudian hari. Orang yang cemerlang akalnya adalah yang bisa mempertimbangkan akibat. Andaikata orang yang mengumbar pandangan mengetahui akibat dari perbuatannya, tentu dia tidak akan berani lancang mengumbar pandangan.
10. MEMBEBASKAN HATI DARI SYAHWAT YANG MEMABUKKAN DAN KELALAIAN YANG MELENAKAN
Mengumbar pandangan mata pasti akan membuat pelakunya lalai terhadap Allah dan memikirkan hari akhirat serta membuatnya mabuk kepayang, sebagaimana firman Allah tentang orang-orang yang tertawan oleh rupa dan penampilan,
"Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)." (Al-Hijr: 72)
Pandangan mata adalah segelas arak yang dapat memabukan bila meminumnya.
Faedah menahan pandangan mata dan bencana mengumbarnya jauh lebih banyak dari apa yang kami sebutkan di sini. Ini hanya dimaksudkan untuk memberi peringatan, terutama pandangan yang tertuju kepada sesuatu yang tidak dibutuhkan menurut ketentuan syariat, seperti memandangi keindahan wanita atau para pemuda yang tampan. Karena memandang mereka adalah racun yang mematikan dan penyakit yang ganas.
Ibnu Ady menyebutkan dari perkataan Baqiyah, dari Al-Wazi', dan Abu Salamah, dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dia berkata,
"Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam melarang seseorang memandang tajam seorang pemuda yang tampan."
Ibrahim An-Nakha'y, Syfyan Ats-Tsaury dan lain-lainnya dari kalangan salaf melarang duduk-duduk dengan pemuda tampan. An-Nakha'y berkata, "Duduk dengan pemuda tampan adalah cobaan, karena pemuda tampan itu tak ubahnya
wanita."
** Dikutip dan diramu dari manajemen qalbu.com - republikaonline.com
Tiada ulasan:
Catat Ulasan