Ahad, Jun 23

KALAM NAN HIKMAH BAHAGIAN I (SATU)



Indahnya Wajah dan Bagusnya Akhlak

Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata:"Hendaklah bagi para pemilik wajah yang rupawan untuk tidak memperburuknya dengan perilakunya yang buruk, dan hendaknya bagi yang memiliki wajah yang buruk untuk tidak menggabungkan dua keburukan dalam dirinya (keburukan rupa dan perilaku)." (Al-Adab asy-Syar'iyyah: 3/125)

Wasiat pembawa keselamatan

Hakim berkata kepada anaknya:Wahai anakku, aku akan berwasiat kepadamu dengan beberapa hal, jagalah wasiat-wasiat tersebut niscaya engkau selamat; jangan engkau bergabung dnegan pencemburu buta, jangan tingga dengan pendengki, jangan bertetangga dengan orang bodoh, jangan bersaudara dengan orang yang riya dan jangan bersahabat dengan orang yang pelit." (Nashaaih al-Imaniyah) 

Kesalahan dalam ijtihad

Imam adz-Dzahabi rahimahullah berkata:”Jika salah seorang imam keliru dalam berijitihad, maka tidak sepantasnya kita melupakan kebaikan-kebaikannya dan menutup ilmu pengetahuannya, akan tetapi ita memintakan ampun untuknya dan memaafkannya.” (Siyar A’laamin Nubala 18/157)

Tanda Berpalingnya Allah Ta’ala dari Hamba

Al-Hasan pernah berkata, “Diantara tanda berpalingnya Allah Ta’ala dari seorang hamba adalah Dia menjadikan kesibukan (hamba tersebut) dalam perkara-perkara yang tidak bermanfaat baginya.”
Jangan Mencela dan Mengajak Debat Kepada Temanmu

“Apabila engkau mencintai saudaramu (temanmu) karena Allah, maka janganlah engkau mencelanya, janganlah engkau mengajaknya debat, jangan pula engkau menanyakan tentangnya kepada seseorang karena bisa jadi dia akan mengkhabarkan kepadamu sesuatu yang tidak ada pada diri temanmu tersebut, maka akan ada penghalang antara dirimu dengan dirinya.” (Mu’adz bin Jabal radhiallahu ‘anhu)
Bahaya Menyia-Nyiakan Waktu

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, “Menyia-nyiakan waktu adalah lebih berbahaya dari kematian, karena menyia-nyiakan waktu memutuskanmu dari Allah dan hari Akhirat, sedangkan kematian hanya memutuskanmu dari Dunia dan penghuninya.”

Bid’ah Pertama Setelah Wafatnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam

‘Aisyah radhiallahu ‘anha berkata, “Bid’ah pertama yang terjadi setelah wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah: bid’ah kenyang, sesungguhnya suatu kaum ketika perut-perut mereka telah kekenyangan maka hati-hati mereka menjadi tunduk dan condong kepada Dunia.”

Berbanggalah dengan Mendiamkan Lisan

Luqman berkata kepada anaknya, “Wahai anakku apabila manusia berbangga dengan ucapan-ucapan mereka, maka berbanggalah engkau dengan berdiam diri (membiarkan lisan tidak berbicara kecuali kebaikan), lisan berkata setiap pagi dan petang kepada anggota tubuh lainnya: Bagaimana keadaan kalian? Maka mereka menjawab, “kami senantiasa dalam kebaikan jika engkau meninggalkan kami”.

Hasad, tidak sabar dan buruknya akhlak

‘Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu berkata, “Tidak ada ketentraman bagi orang yang suka hasad (pendengki), tidak ada persahabatan bagi orang yang kurang penyabar (cepat bosan), dan tidaklah ada orang yang senang kepada orang yang buruk akhlaknya.”

Hasad adalah Dosa Pertama di Lagit dan Bumi

Sebagian Ulama Salaf rahiamhumullah berkata, “ Hasad adalah dosa pertama yang dengannya Allah Ta’ala dimaksiati di Langit, yaitu hasadnya Iblis kepada Nabi Adam ‘alaihis salam, dan hasad adalah juga dosa pertama yang dengannya Allah Ta’ala dimaksiati di Bumi, yaitu hasadnya anak Adam kepada saudaranya sehingga ia membunuhnya.”

Memuliakan Ulama dan Umara

Sahl bin 'Abdillah at-Tasturi rahimahullah Ta'ala berkata:"Manusia senantiasa dalam keadaan baik selama memuliakan pemimpin dan 'Ulama. Maka jika mereka memuliakan keduanya niscaya Allah akan memperbaiki dunia dan Akhirat mereka dan jika mereka meremehkan keduanya, maka mereka telah merusak dunia dan Akhirat mereka." (Tafsir al-Qurthubi)

Jauhilah Menunda-Nunda Amal Perbuatan

Al-Hasan rahimahullah berkata, “jauhilah oleh kalian menunda-nunda (amal perbuatan), karena sesungguhnya engkau adalah dengan harimu (hari dimana engkau menemuinya), dan bukan dengan hari besokmu; dan jika engkau berada pada hari esokmu maka jadikanlah hari itu sebagaimana hari dimana engkau berada, sehingga jika engkau tidak menemui hari esok engkau tidaklah menyesal dari apa yang lewatkan di hari itu.”

Ijtihad Pelaku Bid’ah

Ayyub As-Sakhtiyani rahimahullah berkata : “Tidaklah seorang pelaku bid’ah itu semakin menambah ijtihadnya atau kesungguhannya dalam (kebid’ahannya) melainkan hal itu akan semakin menjauhkan dirinya dari Allah ‘Azza wa Jalla”. [Talbis Iblis, karya Ibnul Jauzi rahimahullah, hal: 22]
Kalian Penghilang Kesedihanku

Syu'bah radhiyallahu 'anhu berkata:"Suatu hari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu keluar menemui shahabat-shahabatnya, lalu berkata:'kalian adalah penghilang kesedihanku.'" (Al-Ikhwan, Ibnu Abi Dunya)

Bersalaman

Al-Hasan al-Bashri rahimahullah berkata:"Saling bersalaman (dengan seama jenis) menambahkan rasa cinta." (Al-Muntaqa min Kitabi Makarimil Akhlaq)

Mayat Hidup

Hudzaifah ibnul Yaman radhiallahu ‘anhu ketika ditanya tentang mayat yang hidup, beliau berkata, “Yaitu orang yang tidak mengingkari kemungkaran yang ada dihadapannya dengan tangannya, tidak pula dengan lisannya, dan tidak juga dengan hatinya.”

Rasa takut yang membawa kepada kebaikan

Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata, “Barang siapa yang takut kepada Allah Ta’ala niscaya rasa takut tersebut akan menuntunnya kepada setiap kebaikan.”

Wasiat Ibnu 'Abbas

'Utsman bin Hadir rahimahullah berkata:"Aku menemui Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhuma, lalu kau berkata:"Berilah aku wasiat." Maka beliau berkata:"Ya, hendaklah engkau bertakwa kepada Allah dan beristiqomahlah. Ikutilah sunnah (Itiba') dan janganlah membuat bid'ah." (Riwayat Imam ad-Darimi rahimahullah) 

Berbicara adalah Ibarat Obat

‘Amr bin al-‘Ash radhiallahu ‘anhu berkata, “Berbicara adalah ibarat obat, jika engkau menyedikitkannya (menggunakan sesuai dosisnya) maka ia akan memberikan manfaat, dan jika engkau memperbanyak darinya (melebihi dosis) maka ia mematikan.”

Meraih Derajat Surga Tertinggi dengan Berakhlak Mulia

Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata, “Sesungguhnya seorang hamba dapat mencapai derajat tertinggi di dalam surga dengan berakhlak mulia walaupun dia bukan seorang ahli ibadah, dan seorang hamba akan mendapatkan tempat terendah di neraka jahannam akibat akhlak buruknya walaupun dia seorang ahli ibadah.”

Perbedaan antara Yakin dan Tawakkal

Ditanyakan kepada sebagian ahli hikmah, ‘Apa perbedaan antara yakin dan tawakkal…?’ mereka menjawab, “Adapun yakin adalah engkau membenarkan Allah Ta’ala tentang perkara-perkara yang menyebabkan teraihnya Akhirat, sedangkan Tawakkal adalah engkau membenarkan Allah Ta’ala tentang perkara-perkara yang menyebabkan teraihnya dunia.”
Pentingnya Memiliki Akhlak Mulia

Fudhail Ibn ‘Iyadh rahimahullah berkata, “Sungguh seorang fajir (pelaku maksiat) yang berakhlak mulia menemaniku lebih aku sukai dari pada seorang ‘abid (pelaku ibadah) yang buruk akhlaknya menemaniku..”

Perbedaan antara Dermawan dan Bakhil

Sebagian Ulama Salaf berkata, “Orang yang dermawan itu dekat dengan Allah Ta’ala, dekat dengan manusia dan jauh dari neraka; dan orang yang bakhil itu jauh dari Allah Ta’ala, jauh dari manusia dan dekat dengan neraka”.

Bahaya Meninggalkan Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar

“Abu Darda’ radhiallahu ‘anhu berkata, “Menyerulah kalian kepada yang ma’ruf dan cegahlah oleh kalian perbuatan mungkar, atau Allah akan menjadikan pemimpin bagi kalian seorang pemimpin yang zhalim; tidak dimuliakan orang-orang tua diantara kalian dan tidak disayangi anak-anak kecil (yang lebih muda) diantara kalian; orang-orang baik (shalih) diantara kalian berdoa kepadaNya akan tetapi tidak diijabahi; kalian meminta pertolongan maka kalian tidak ditolong; dan kalian meminta ampunan maka tidaklah diampuni.”

Alqur’an Menunjuki kalian Penyakit dan Obatnya

Qotadah rahimahulah berkata, “Al-Qur’an menunjukkan kepada kalian atas penyakit kalian dan obatnya; adapun penyakit kalian adalah dosa-dosa sedangkan obatnya adalah istighfar”.

Buah ilmu dan Buah Kejahilan

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Seluruh apa-apa yang tersebut dalam al-Qur’an berupa pujian kepada seorang hamba hal itu adalah buah dari ilmu, dan seluruh apa-apa yang tersebut dalam al-Qur’an berupa celaan kepada seorang hamba itu adalah buah dari kejahilan (kebodohan)”.

Menghadap Allah dengan Menghadirkan Hati

Haram bin Hayyan rahimahullah berkata, “Tidaklah seorang hamba menghadap Allah Ta’ala dengan menghadirkan hatinya, kecuali Allah ‘Azza wa Jalla akan menghadapkan kepadanya hati kaum mukminin hingga Allah memberikan kecintaan mereka kepadanya”
Menasehati dengan cara tersembunyi

Dahulu para salaf apabila ingin menasehati seseorang maka mereka akan menasehatinya secara sembunyi-sembunyi, sampai sebagian mereka berkata: "Barangsiapa yang menasehati saudaranya antara dirinya dengan saudaranya (secara pribadi) maka dia telah memberi nasehat, dan barangsiapa yang menasehatiinya di hadapan orang banyak maka dia hanyalah ingin mencelanya."(Al-'Arba'uuna Haditsan fii al-Akhlaq hal 109)

Cinta Butuh Bukti
Rabi' bin Anas mengatakan sebuah ungkapan dari sebagian sahabatnya, “Tanda cinta kepada Allah adalah banyak berdzikir/mengingat kepada-Nya, karena sesungguhnya tidaklah kamu mencintai apa saja kecuali kamu pasti akan banyak-banyak menyebutnya.” (Jami' al-'Ulum wa al-Hikam, hal. 559).
Lidah

Fudhail rahimahullah berkata: "Tidak ada organ tubuh yang paling dicintai oleh Allah dibandingkan lidah apabila dia jujur, dan tidak ada organ yang paling dibenci oleh Allah dibandingkan lidah apabila dia pendusta."

Meluruskan Niat

Al-Hasan rahimahullah mengatakan, “Mudah-mudahan Allah Ta’ala merahmati seorang hamba berhenti dari keinginannya, jika keinginan tersebut dalam rangka untuk Allah maka ia melakukannya, dan jika hal tersebut dalam rangka untuk selain Allah maka ia menundanya (meninggalkannya)”.

Manusia Diciptakan Memiliki Aqal dan Syahwat

Sebagian Ulama salaf mengatakan, “Allah Ta’ala menciptakan malaikat dan memberinya akal tanpa syahwat, menciptakan hewan dan memberinya syahwat tanpa akal, dan Allah menciptakan anak Adam dan memberinya akal dan syahwat, maka barangsiapa sisi akal sehatnya mendominasi syahwatnya maka ia menyerupai malaikat, dan barang siapa yang syahwatnya lebih dominan dari pada sisi akal sehatnya maka ia menyerupai hewan.” 

Ghibah

Dikatakan kepada al-Hasan al-Bashri rahimahullah: "Sesungguhnya Fulan telah mengghibahmu (menggunjing)." Maka beliaupun memberikan hadiah kepada yang menggunjing beliau semangkuk ruthab (kurma segar), kemudian laki-laki itu datang dan berkata kepada beliau: 'Aku telah menggunjingmu, tapi engkau malah memberi hadiah kepadaku?' Maka al-Hasan berkata: 'Engkau telah menghadiahiku, maka aku ingin membalasnya.'"(Al-'Arba'uuna Haditsan fii al-Akhlaq hal 137-138)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan